Papua Meriahkan Pesta Kesenian Bali (PKB) 2013 dengan Menari Mambesak dan Mambo Simbo
pada tanggal
Monday, 17 June 2013
DENPASAR (BALI) - Sabtu, (15/06/2013) pada pukul 20.00 WITA, secara resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, membuka kegiatan pagelaran seni dan budaya Bali, Pesta Kesenian Bali (PKB) ke XXXV, di Art Center Arta Candra. Namun sebelumnya Presiden membuka devile budaya di Lapangan Puputan Margarana Niki Mandala Renon Denpasar Bali.
Sementara itu, dalam pagelaran seni budaya, kontingen Papua menampilkan tarian Mambesak yang menggambarkan tentang burung Cenderawasih Papua yang juga dipercaya oleh rakyat Bali bahwa dalam budayanya burung Cenderawasih adalah pengantar roh manusia yang sudah meninggal ke Surga. Selain itu, kotingen Papua juga menampilkan koregrafi yang mana perpaduan antara kebudayaan dan sang Saka Merah Putih, serta tarian Mambo Simbo.
Aksi seni kebudayan yang ditampilkan oleh kontingen Papua sangat memukau penonton yang terdiri dari rakyat Bali, wisatawan domestik maupun wisatawan internasional. Para penonton yang hadir terharu, apalagi terdengar lagu ‘Aku Papua’ yang dinyanyikan oleh Artis Ibu Kota, asal Papua yakni Edo Kondologit, juga artis Papua diantaranya, Rafles Waromi dan Anike.
Kontingen Papua dipimpin langsung oleh Kasdam XVII/Cendrawasih, Brigjen TNI Made Agra menyatakan partisipasi Papua di festival iniyang membawa misi Persatuan Indonesia yang ingin mengatakan bahwa dengan seni dan budaya akan bisa menembus benteng perbedaan agama, etnis dan perbedaan apapun untuk mencapai kedamaian. Melalui pesan khususnya “Aku Papua dari Bali untuk Indonesia”.
“Kami diundang untuk partisipasi. Kami dari Papua banyak belajar dari Bali, khususnya bagaimana memajukan seni dan budaya. Dengan tampilnya perwakilan kami, ini merupakan satu kehormatan bagi Papua, Kami tampil di Bali ingin memperkenalkan bahwa Papua juga mempunyai seni dan budaya bernilai dan berwawasan tinggi. Kenapa kami membawa bendera Merah Putih? Artinya, apapun hebatnya dalam seni dan kebudayaan tetap di hati kita Indonesia. Siapa yang membanggakan Indonesia kalau bukan kita semua,” tegas kata Made Agra, di sela-sela pawai.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mengatakan, pagelaran seni dan budaya Bali merupkan sebuah motivasi semangat dan dorongan kepada seniman dan budayawan khususnya dan masyarakat luas pada umumnya untuk terus berkreasi dan mencipta agar kita bisa melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya bangsa. Diharapkan pula, melalui ajang perhelatan seni dan budaya ini, jati diri kita sebagai bangsa yang majemuk tetapi tetap menghormati perbedaan itu tetap dijaga dan dipertahankan.
Dijelaskannya, ia memiliki kesan, bahwa dari 9 kali ia menghadiri pesta kesenian budaya Bali ini, tampilan seni budaya Bali terlalu indah, menarik dan sarat dengan pesan-pesan spiritual dan moral. Bahkan dari tahun ke tahun, pesta ini semakin meriah dan sukses.
“Terima kasih kepada semua seniman dan budayawan Bali dan masyarakat Bali. Kami semua bangga,” tandasnya saat dalam sambutannya pada pembukaan Pesta Kesenian Budaya Bali di Art Center Arta Candra Denpasar Bali, Sabtu, (15/06/2013).
Pada kesempatan itu, Presiden mengharapkan supaya masyarakat Bali khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya supaya terus melestarikan seni dan budaya kita di tengah kehidupan kita yang semakin modern dan dunia yang dinamis yang semakin terintegrasi dalam globalisasi, justru upaya pelestarian ini semakin penting untuk dilakukan secara sungguh-sungguh.
Terkait dengan perbedaan yang penuh kemajemukan ini, pada satu sisi hendaknya dapat kita lihat sebagai rahmat yang harus kita syukuri, namun disisi lain kita harus mengelola perbedaan itu dengan arif agar tidak berkembang menjadi konflik dan benturan yang hanya akan merugikan kita semua. Untuk itu kita harus terus menjaga persatuan, kerukunan dan toleransi di tengah keragaman yang kita miliki ini.
“Saya ingin menyampaikan kembali, bahwa bangsa kita harus tegas dan keras kepada siapapun yang mengatasnamakan agama atau identitas apapun yang merusak persatuan, kerukunan dan toleransi. Kita harus menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika,” jelasnya.
Lanjutnya, pada tahun 2005, pada pertemuan dengan tokoh adat, tokoh agama di Bali, dirinya juga telah menyampaikan bahwa tidaklah perlu ada jarak dan pretentangan diantara sesama komponen bangsa, termasuk kaum minoritas dan mayoritas, kalau semua dapat senantiasa berbagi kasih sayang dan rasa persaudaraan.
“Kita semua adalah keluarga besar bangsa Indonesia. Pada kesempatan ini dirinya mengajak masyarakat Indonesia untuk menjunjung tinggi semangat kasih sayang, toleransi, kerukunan antara sesama anak bangsa. Melalui pesta kesenian ini jadikan wahana pesta kesenian yang bertaraf internasional yang sekaligus memajukan kemitraan antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di dunia,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, menyampaikan kebanggannya akan keikutsertaan Provinsi Papua dalam pesta kesenian budaya Bali ini, sebagai orang yang pernah bertugas di Provinsi Papua, dirinya berharap agar kesenian dan budaya Papua juga bisa maju sama seperti bali, dengan mempertahankan budaya-budaya dan nilai-nilai lokal di Papua,meski kondisi saat ini dalam ere globaliasi. [BintangPapua/JaringNews| JaringNews]
Sementara itu, dalam pagelaran seni budaya, kontingen Papua menampilkan tarian Mambesak yang menggambarkan tentang burung Cenderawasih Papua yang juga dipercaya oleh rakyat Bali bahwa dalam budayanya burung Cenderawasih adalah pengantar roh manusia yang sudah meninggal ke Surga. Selain itu, kotingen Papua juga menampilkan koregrafi yang mana perpaduan antara kebudayaan dan sang Saka Merah Putih, serta tarian Mambo Simbo.
Aksi seni kebudayan yang ditampilkan oleh kontingen Papua sangat memukau penonton yang terdiri dari rakyat Bali, wisatawan domestik maupun wisatawan internasional. Para penonton yang hadir terharu, apalagi terdengar lagu ‘Aku Papua’ yang dinyanyikan oleh Artis Ibu Kota, asal Papua yakni Edo Kondologit, juga artis Papua diantaranya, Rafles Waromi dan Anike.
Kontingen Papua dipimpin langsung oleh Kasdam XVII/Cendrawasih, Brigjen TNI Made Agra menyatakan partisipasi Papua di festival iniyang membawa misi Persatuan Indonesia yang ingin mengatakan bahwa dengan seni dan budaya akan bisa menembus benteng perbedaan agama, etnis dan perbedaan apapun untuk mencapai kedamaian. Melalui pesan khususnya “Aku Papua dari Bali untuk Indonesia”.
“Kami diundang untuk partisipasi. Kami dari Papua banyak belajar dari Bali, khususnya bagaimana memajukan seni dan budaya. Dengan tampilnya perwakilan kami, ini merupakan satu kehormatan bagi Papua, Kami tampil di Bali ingin memperkenalkan bahwa Papua juga mempunyai seni dan budaya bernilai dan berwawasan tinggi. Kenapa kami membawa bendera Merah Putih? Artinya, apapun hebatnya dalam seni dan kebudayaan tetap di hati kita Indonesia. Siapa yang membanggakan Indonesia kalau bukan kita semua,” tegas kata Made Agra, di sela-sela pawai.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mengatakan, pagelaran seni dan budaya Bali merupkan sebuah motivasi semangat dan dorongan kepada seniman dan budayawan khususnya dan masyarakat luas pada umumnya untuk terus berkreasi dan mencipta agar kita bisa melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya bangsa. Diharapkan pula, melalui ajang perhelatan seni dan budaya ini, jati diri kita sebagai bangsa yang majemuk tetapi tetap menghormati perbedaan itu tetap dijaga dan dipertahankan.
Dijelaskannya, ia memiliki kesan, bahwa dari 9 kali ia menghadiri pesta kesenian budaya Bali ini, tampilan seni budaya Bali terlalu indah, menarik dan sarat dengan pesan-pesan spiritual dan moral. Bahkan dari tahun ke tahun, pesta ini semakin meriah dan sukses.
“Terima kasih kepada semua seniman dan budayawan Bali dan masyarakat Bali. Kami semua bangga,” tandasnya saat dalam sambutannya pada pembukaan Pesta Kesenian Budaya Bali di Art Center Arta Candra Denpasar Bali, Sabtu, (15/06/2013).
Pada kesempatan itu, Presiden mengharapkan supaya masyarakat Bali khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya supaya terus melestarikan seni dan budaya kita di tengah kehidupan kita yang semakin modern dan dunia yang dinamis yang semakin terintegrasi dalam globalisasi, justru upaya pelestarian ini semakin penting untuk dilakukan secara sungguh-sungguh.
Terkait dengan perbedaan yang penuh kemajemukan ini, pada satu sisi hendaknya dapat kita lihat sebagai rahmat yang harus kita syukuri, namun disisi lain kita harus mengelola perbedaan itu dengan arif agar tidak berkembang menjadi konflik dan benturan yang hanya akan merugikan kita semua. Untuk itu kita harus terus menjaga persatuan, kerukunan dan toleransi di tengah keragaman yang kita miliki ini.
“Saya ingin menyampaikan kembali, bahwa bangsa kita harus tegas dan keras kepada siapapun yang mengatasnamakan agama atau identitas apapun yang merusak persatuan, kerukunan dan toleransi. Kita harus menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika,” jelasnya.
Lanjutnya, pada tahun 2005, pada pertemuan dengan tokoh adat, tokoh agama di Bali, dirinya juga telah menyampaikan bahwa tidaklah perlu ada jarak dan pretentangan diantara sesama komponen bangsa, termasuk kaum minoritas dan mayoritas, kalau semua dapat senantiasa berbagi kasih sayang dan rasa persaudaraan.
“Kita semua adalah keluarga besar bangsa Indonesia. Pada kesempatan ini dirinya mengajak masyarakat Indonesia untuk menjunjung tinggi semangat kasih sayang, toleransi, kerukunan antara sesama anak bangsa. Melalui pesta kesenian ini jadikan wahana pesta kesenian yang bertaraf internasional yang sekaligus memajukan kemitraan antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di dunia,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, menyampaikan kebanggannya akan keikutsertaan Provinsi Papua dalam pesta kesenian budaya Bali ini, sebagai orang yang pernah bertugas di Provinsi Papua, dirinya berharap agar kesenian dan budaya Papua juga bisa maju sama seperti bali, dengan mempertahankan budaya-budaya dan nilai-nilai lokal di Papua,meski kondisi saat ini dalam ere globaliasi. [BintangPapua/JaringNews| JaringNews]